Rabu, 14 September 2016

TK Favorit Di

Indonesia, TK Terbaik dan TK Favorit itulah salah satu tujuannya. TK Islam dan TK Entrepreneur, itulah sejumlah citranya.



Ada dua fakta mengenai pengaruh televisi yang tidak diperdebatkan lagi, yaitu :
1.    Disebagian besar program acaranya televisi merupakan faktor perusak dan penghancur.
2.    Dibeberapa program acaranya televisi merupakan faktor pembangun.

Sebanyak 85% para ibu berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang mempengaruhi pendidikan anak. Mereka mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi manfaatnya, perusak perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika anak. Sementara itu, para ibu yang lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus dengan beberapa persyaratan tertentu.
Berikut ini beberapa bahaya televisi pada anak yang paling tampak :
1.    Televisi mempengaruhi agama anak.
Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari negara-negara Barat, yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allah SWT.  Contoh acara yang merusak agama anak :
a.    Acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang penyelamat manusia dari kejahatan.
b.    Cerita tentang peperangan di luar angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet lain yang dapat menghancurkan bumi, menggambarkan alam semesta dan kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta, kehidupan, dan manusia. Menceritakan tentang alam semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah SWT. Alam semesta dikendalikan oleh 2 kekuatan yang saling berebut kekuasaan. Kekuatan jahat dan kekuatan baik, dan sumber peraturan di alam semesta adalah akal manusia.

c.    Acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan terjemahan dari film Amerika. Dalam film ini sebuah boneka mengabulkan semua permintaan anak.

2.    Televisi mempengaruhi perilaku anak.
Berikut fakta program televisi dari data yang dikumpulkan Michigan University Amerika, kaitannya dengan perilaku anak :
a.    2/3 dari semua program televisi di Amerika memuat kekerasan.
b.    Program yang didesain untuk anak mengandung lebih banyak kekerasan daripada program untuk orang dewasa. Misalnya film-film kartun.
c.    Kerapnya tokoh baik memukul tokoh jahat dapat memberi pesan salah pada anak bahwa memukul seseorang boleh-boleh saja.
d.    Banyak adegan kekerasan, bahkan kematian yang dibawakan dengan cara humor sehingga tak lagi membuat anak takut atau merasa bersalah akan konsekuensi jika ia melakukan hal yang sama.
e.    American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua sebaiknya membaca jadwal dan review acara televisi terlebih dahulu sebelum anak menonton satu program acara. Sempatkan pula bicara dengan guru dan dokter anak untuk tahu  apa rekomendasi mereka.

Secara umum televisi dapat membuat anak berkepribadian negatif. Berikut pengaruh televisi terhadap perilaku anak :
a.    Menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan dapat menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang.
b.    Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung norma-norma negatif bagi para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli, suka menguasai, bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan kritik di negara-negara Barat sendiri.

3.    Televisi mempengaruhi kecerdasan anak
Dr Hardiono menjelaskan, dengan hanya menonton televisi, otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah. Selain itu, televisi bersifat satu arah, sehingga membuat anak kurang mengeksplorasi dunia tiga dimensi dan kehilangan peluang mencapai tahapan perkembangan yang baik. “Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan anak usia di bawah lima tahun yang rata-rata menonton televisi 2 jam sehari, setelah usianya beranjak 6-7 tahun diketahui mengalami penurunan kemampuan membaca dan daya ingat,” ucapnya.

4.    Televisi mempengaruhi kesehatan anak
Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama seperti bahayanya membawa barang berat. Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan kondisi cahaya yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil!
Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya permainan yang melatih kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat waktu tidur anak. Juga berdampak negatif bagi indera pendengaran dan penglihatan anak. Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahaya menonton televisi.

5.    Televisi mempengaruhi keakraban keluarga
Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Keluarga bisa jadi berkumpul dalam satu ruangan dan berdekatan sambil menonton televisi, namun kebersamaan seperti ini tidak mengandung unsur interaksi antar individunya karena mereka asyik dengan tontonan mereka masing-masing.

Apa yang harus dilakukan orangtua jika keberadaan televisi tak bisa dihindari ?
1.    Selektif terhadap tontonan anak
a.    Pilih acara yang mengandung nilai-nilai positif, misalnya mau berbagi, rajin  santun dan sayang sesama. Pilih acara sesuai minat anak yang positif seperti olahraga. Pilih acara yang merangsang keingintahuan balita, sehingga dapat menjadi ajang diskusi. Pilih acara yang membantu anak belajar kata-kata atau bahasa.
b.    Sebisa mungkin dampingi anak saat menonton sehingga Anda dapat langsung meluruskan pendapatnya yang tidak tepat.

2.    Lunturkan “TV Mania”
a.    Alihkan perhatian dengan memperbanyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara orangtua dan anak dengan cara-cara seru, di antaranya dengan membacakan buku cerita atau berolahraga. Terlalu sering menonton TV mengurangi ketertarikan anak pada buku.
b.    Kurangi jam menonton TV secara perlahan namun pasti.
c.    Sepakati aturan menonton televisi. Misalnya matikan televisi saat adzan magrib sampai setelah shalat isya dan sebagainya. Aturan menonton TV tidak akan berhasil jika orang tua tak bisa menahan diri untuk tidak menonton TV di depan anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar